
Moacyr Scliar — Lima Anarkis
11 Oktober 2020
Edit
Agen
rahasia Raja Igor XV telah menangkap lima anarkis.
"Kan
kuberi pelajaran para haram-jadah itu," kata raja kepada pers.
Kelima
orang dikurung dalam sel penjara yang sama: Louis Halm, tiga-puluh-dua, si biang
keladi; Ruiz Agostin, tiga-puluh-delapan, ayah dari enam orang anak; Georges
Pompeu, dua-puluh-tiga, satu-satunya putra seorang janda; Miro Levin, dua-puluh-empat,
si intelektuil di komplotan, pengarang Anarki
dan Kebebasan; Amedeo Bozzini, dua-puluh, paling muda dan paling tak berpengalaman.
Ruiz
Agostin, pada hari pertama:
"Kawan-kawan,
jangan khawatir. Tak ada bukti yang memberatkan kita. Raja mestinya lekas membebaskan
kita. Bergembiralah!"
Sipir
datang beserta ransum hari itu: lima roti gulung dan lima mug air putih.
"Cuma
semua itu?" protes Amedeo Bozzini.
"Ini
adalah diet rancangan dokter tangsi," jawab sipir. "Satu roti gulung
dan satu mug air putih sehari akan menjamin kelangsungan hidup seseorang.
Nikmati jatahmu."
Hari
pertama berlalu, hari kedua berlalu, hari kesepuluh berlalu. Sipir benar: Rasa
lapar mereka terpenuhi dan mereka tak kekurangan gizi.
Demi
menjaga diri mereka tetap bersemangat membara, mereka menggelar debat:
"Keadaan
sulit saat ini membikin damai ..."
“Keliru,
keliru.”
“Tapi
fakta realitas ...”
“Keliru!”
"Ini
tak bisa disangkal bahwa ..."
“Goblok!”
Sayangnya,
mereka mulai kehilangan kesabaran.
Pada
hari keduapuluhdelapan, penjaga datang beserta empat roti gulung dan empat mug air
putih.
"Roti
gulung satu lagi tiada," seru Georges Pompeu.
“Dan
satu mug air putih!” timpal Amedeo Bozzini.
"Aku
mengikuti perintah," jawab sipir, dan ia menutup pintu besi yang berat.
"Kawan-kawan,"
kata Louis Halm, "kita akan selamat dari cobaan berat ini. Solidaritas kita
dan keyakinan kita akan membantu kita berhasil."
Masing-masing
memperoleh empat perlima roti gulung, dan empat perlima mug air putih.
Keesokan
harinya, itulah hal yang sama; dan hari berikutnya, dan hari berikutnya.
Pada
akhir pekan tulang-tulang mereka mulai tampak di kulit mereka. Louis Halm
mengadakan rapat.
"Kawan-kawan,"
katanya dengan suara tegang, "seperti yang bisa kita lihat, ini membunuh
kita semua. Akan lebih baik jika kita mengorbankan salah satu dari kita. Mereka
yang tersisa akan menunggu kebebasan, yang akan segera tiba di sini."
"Aku
mau jadi sukarelawan," kata Ruiz Agostin.
"Tidak.
Kau punya enam orang anak."
"Aku,
kalau begitu," kata George Pompeu. "Kenapa bukan aku?"
"Ibumu
yang renta membutuhkanmu."
"Lalu
siapa yang butuh aku?" tanya Miro Levin.
"Orang-orang,
sebab kau melakukan kerja otak untuk mereka." Jeda, setelah itu Louis Halm
melanjutkan. "Setiap orang sangat diperlukan, tetapi seseorang mesti
mati."
Dengan
bantuan kamerad-kameradnya, Amedeo Bozzini gantung diri dari jeruji penjara.
Keesokan
paginya, sipir masuk beserta empat roti gulung dan empat mug air putih; sebelum
pergi, ia berkata: "Koran-koran berkata bahwa
Amedeo telah bunuh diri oleh rasa bersalah."
"Dusta!"
teriak Louis Halm.
Sipir
mengangkat bahunya, dan mengacir sambil bersiul.
Pada
hari keempatpuluh ransum dikurangi lagi: tiga roti gulung, tiga mug air putih.
Para tahanan protes. "Aku mengikuti perintah," kata sipir.
"Salah
satu dari kita mesti dikorbankan," kata Louis Halm setelah sipir itu
pergi.
Ruiz
Agostin menjadi sukarelawan lagi, begitu pula Georges Pompeu; tapi kali ini
yang terpilih ialah Miro Levin. "Baiklah, aku benar-benar mulai bosan
menjadi seorang intelektuil," katanya sebelum gantung diri.
"Koran-koran
melaporkan bahwa Miro Levin adalah seorang pecandu narkoba," kata sipir keesokan
harinya.
"Dusta!"
teriak Louis Halm dengan suara lemah. Sipir pergi.
Keesokan
paginya: dua roti gulung, dua mug air putih.
"Beri
tahu ibuku aku mati karena sebab yang pantas," pinta Georges Pompeu
sebelum gantung diri.
Keesokan
paginya, sipir berkata: "Menurut koran-koran, ibunda Georges Pompeu akan
meludahi kuburan putranya setiap hari."
Louis
Halm dan Ruiz Agostin, kini menciut menjadi figur momok, bahkan tak memprotes.
Pada
hari kelimapuluh sipir datang beserta satu roti gulung dan satu mug air putih.
"Selamat
tinggal, kawanku," kata Ruiz Agostin. "Kuharap kau segera
meninggalkan tempat ini untuk memimpin rakyat kita. Jagalah anak-anakku!"
Louis
Halm membantunya gantung diri. Setelah memastikan Ruiz benar-benar mati, ia
pergi ke pintu.
“Hei,
kau! Sipir!”
Sipir
muncul.
"Itu
yang terakhir," kata Louis Halm dengan susah payah. "Pergi dan beri tahu
raja bahwa aku telah melaksanakan tugasku sesuai kesepakatan kami. Dan sekarang
biarkan aku keluar."
Namun
sipir itu berdiri mematung, menghalangi pintu dengan tubuh gemuknya.
"Apa
kau tak dengar?" kata Louis Halm dengan kasar. "Biarkan aku keluar!
Dan beri tahu raja. Cepat."
"Aku
telah melakukannya," kata sipir.
“Lalu?”
"Ia
mengirimimu ini."
Sipir
mengeluarkan baki: setengah roti gulung. Dan mug air putih, setengah terisi. []
Catatan:
Moacyr Scliar ialah seorang penulis dan dokter Brasil. Ia masyhur tersebab novel Max and the Cats. Kisah seekor jaguar dan seorang bocah “dicomot” oleh Yann Martel untuk novelnya sendiri, Life of Pi, yang konon lebih moncer ketimbang novel Scliar. Cerpen ini diterjemahkan oleh Umar Qadafi dari judul Five Anarchists dalam The Collected Stories of Moacyr Scliar terjemahan bahasa Inggris oleh Eloah F. Giacomelli, terbitan University of New Mexico Press series Jewish Latin America.
Moacyr Scliar ialah seorang penulis dan dokter Brasil. Ia masyhur tersebab novel Max and the Cats. Kisah seekor jaguar dan seorang bocah “dicomot” oleh Yann Martel untuk novelnya sendiri, Life of Pi, yang konon lebih moncer ketimbang novel Scliar. Cerpen ini diterjemahkan oleh Umar Qadafi dari judul Five Anarchists dalam The Collected Stories of Moacyr Scliar terjemahan bahasa Inggris oleh Eloah F. Giacomelli, terbitan University of New Mexico Press series Jewish Latin America.