
Film Pendek untuk Hari-Hari yang Panjang: Sebuah Rekomendasi Tontonan

1. Anak Lanang (2017)
Selain Tilik yang
belakangan viral, film pendek lain garapan Ravacana Film yang patut diapresiasi
yakni Anak Lanang. Sesuai judulnya, film ini menampilkan empat bocah laki-laki
SD yang tengah bercakap-cakap di atas becak sepulang sekolah. Film yang
disutradarai Wahyu Agung Prasetyo ini menarik bukan hanya sebab mengangkat tema
kehidupan sehari-hari, melainkan oleh teknik pengambilan gambarnya pula. Meskipun
hanya berdurasi 14 menit, hebatnya film ini digarap dengan mempergunakan teknik
one take shot. (Dilansir
dari Tirto.id, teknik one take shot merupakan
teknik pengambilan gambar dengan satu kali take dari awal hingga akhir
adegan.) Percakapan natural dan sederhana, humor-humor menyegarkan, serta isu sosial seperti poligami yang diusung
dalam film ini menjadi alasan mengapa kamu mesti menonton Anak Lanang.
2. Merangkul Jarak (2020)
“Ta, belum tentu yang mulai duluan bakal sukses duluan; proses tiap
orang, kan, beda-beda. Bukannya hidup itu tentang berproses, ya?” Kata-kata tersebut dilontarkan Randi, seorang sineas
lepas kepada sahabatnya, Gita, yang sama-sama bekerja di dunia perfilman saat mereka
tengah bercakap video pada malam
tahun baru. Dialog mereka berdualah yang menjadi keseluruhan kisah sepanjang film.
Film garapan Cine Crib dan Kinovia ini diproduksi oleh sutradara Gerry Fairus.
Cine Crib yang biasanya mengulas film belaka, kini memproduksi film pendek perdananya.
Sama seperti Anak Lanang, film ini diambil secara one take shot dengan
durasi 24 menit. Dalam film ini kita hanya dipertontonkan satu adegan, yaitu obrolan
jarak jauh antara Randi dan Gista. Mereka membicarakan kabar dan pekerjaan
masing-masing, juga cita-cita mereka membuat film bersama yang sempat tertunda.
Percakapan Randi dan Gista terkesan mengalir, sementara topik pembicaraan
mengenai cita-cita dan pekerjaan barangkali memang bertalian dengan apa yang tengah dirasakan muda mudi masa kini.
3. The Neighbor's Window (2019)
Film berkisah
kehidupan suami istri, Maria Dizia dan Greg Keller yang tinggal di apartemen
dengan rutinitas layaknya keluarga pada umumnya. Suatu hari sepasang
muda mudi pindah dan tinggal di seberang apartemen mereka, dan hal itu mulai
mengganggu keharmonisan suami istri tersebut. Film ini seperti sebuah
representasi atas pepatah Jawa: sawang-sinawang. Tak hanya berkisah haru,
pengambilan gambar film ini pun menghasilkan sudut pandang yang apik, terutama pada
penggambaran aktivitas kehidupan yang dapat dilihat melalui jendela apartemen. Film
pendek ini ditulis dan disutradarai oleh Marshall Curry, dengan durasi 20 menit;
namun, sayangnya film ini tak memiliki subtitle dalam bahasa Indonesia.
4. Lemantun (2014)
Wregas Bhanuteja menggarap Lemantun sebagai tugas akhir di Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian
Jakarta tahun 2014. ‘Lemantun’ yang berarti lemari, mengisahkan seorang ibu
yang hendak membagikan warisan lemari kepada kelima anaknya. Unsur-unsur dalam
film ini berhasil membuat Lemantun serasa kisah sungguhan, mulai dari pemilihan
latar, percakapan, serta fenomena yang terjadi antara ibu dan anak-anaknya. Pada
awal adegan film ini barangkali akan membuat penonton bertanya-tanya: konflik
apa yang akan terjadi. Meskipun berbahasa Jawa, film ini juga menyediakan subtitle bahasa Indonesia. Berdurasi sekira
21 menit, penonton pemburu amanat mesti bersabar menunggu hingga akhir film bila
ingin mengambil pesan yang ingin disampaikan film ini. Meski begitu, Lemantun sebetulnya
telah memberikan petunjuk sejak awal film tentang nilai dan simbol yang
terkandung di dalamnya.
5. Turut Berdukacita (2018)
Maria (Diana Valencia) mesti terus-menerus menceritakan kronologi kematian ayahnya kepada para tamu yang melayat. Film berdurasi 10 menit garapan Winner Wijaya ini menyuarakan bagaimana masyarakat ‘kita’ tak banyak berempati saat seseorang baru saja kehilangan orang terkasih. Meskipun dibalut keramahan dan kepedulian, orang yang berduka sebenarnya tak membutuhkan banyak pertanyaan, melainkan dukungan dan sebuah pelukan.
![]() |
Gemar menonton film. Film-film animasi Jepang seperti Ponyo, Spirited Away, dan The Grave of the Fireflies merupakan sejumlah film favoritnya. |